ASO ( Arek Soedirman Oke ) merupakan sebuah kata yang tidak akan terlupakan bagi sekelompok orang yang telah berjuang untuk mengharumkan nama sekolah SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT, yaitu pada acara JAMBORE DAERAH PENGHELA KWARDA HW LAMONGAN, meskipun hanya berlangsung selama 3 hari, namun disana para pecinta tanah air ini telah mengalami berbagai kejadian, baik yang membahagiakan ataupun sebaliknya.
Para ASO tidak akan melupakan 3 hari tersebut, karena disanalah terdapat perjuangan yang sangat menguras keringat, pada saat kita selesai melakukan shalat jum’at tenda kami telah penuh dengan air yang menggenangi tanah, dan semua qobilah lain memutuskan untuk berpindah ke tempat yang lebih aman, tapi kita justru menambah kekompakan kami dengan meneriakkan nama kehormatan kami yaitu QOBILAH SOEDIRMAN didepan para peserta yang lain, kami tidak takut dengan adanya hujan, dan juga dengan teriknya panas, yang kami takuti hanyalah Allah SWT, dan disana kita dituntut untuk hidup di alam luas tanpa ada barang elektronik, atau yang lainya. meskipun begitu kami tetap semangat karena jika kita memperoleh hasil yang baik, itu bukan hanya berkesan bagi kami saja, tapi juga akan berkesan bagi semua orang, kebahagiaan ini tidak akan bisa tergantikan oleh berbagai kesenangan yang lain.
Berbagai perlombaan kami lalui dengan senang hati, karena kami menganggap semua yang kami lakukan itu adalah ibadah yang bukan hanya berguna untuk dunia kami, namun juga berguna pada akhirat nanti, meskipun kami sempat merasa ragu dan minder dengan lawan yang lain, tapi kami tetap berusaha agar bisa menjadi yang terbaik pada acara ini.
Disetiap saat kami selalu memikirkan bagaimanakah hasil dari perlombaan yang telah kami laksanakan, apakah akan membuat kami bahagia atau justru membuat kami tidak senang, oleh karena itu, kami semua tidak pernah lupa memanjatkan do’a selama disana, kami tidak pernah lupa melafadzkan nama Allah SWT di setiap derap langkah kami.
Tak terasa 3 hari sudah kami mengalami saat-saat berbahagia kami disana, kii terakhir tibalah waktunya untuk melihat, siapakah yang pantas untuk menjadi yang terbaik selama tiga hari itu, pada waktu itu, suara bunda Mubaidah telah membuat hati kami berdetak kencang, dengan suara yang keras dan lantang, beliau membacakan berbagai juara-juara dalam perlombaan yang kami lakukan, seusainya pembacaan juara dari tiap perlombaan, dibacakanlah juara umum dari setiap perlombaan tersebut, namun pembacaan juara umum tersebut membuat kami tercengang, karena kita belum bisa menjadi juara umum yang nomor 1, meskipun kami tidak mendapat jura umum 1, saat itu, semua orang baik itu peserta atau para pendamping tetap bersujud syukur membentuk lingkaran di tengah teriknya matahari yang menyinari bumi, meskipun kami mendapatka nomor 2, tapi kami tetap mensyukurinya, karena rizki itulah yang telah diberikan Allah kepada kita tanpa dikurangi sedikitpun, mungkin dilain waktu kami bisa menjadi nomor 1 dan bisa membanggakan semua orang.
Komunitas kami ini bukan hanya berlangsung selama 3 hari` itu saja, tapi setelah perkemahan, kami juga tetap menjaga kesatuan dan kekompakan diantara kami, karena kami yaikin cerita ini tidak hanya dikenang saat itu saja, tapi akan dikenang sampai anak cucu kami nati, dan akan menjadi suatu bahan menjunjung semangat mereka untuk mengikuti kepanduan,.. Ooo.. ASO,.. Omahmu ndi???,. tidak perlu di teruskan, Berbahaya.
Redaksi Kalam JLY