Menjadi Kader Haqiqi

Mengabdi dan menjadi bagian dari Muhammadiyah adalah panggilan hati yang terdalam, tidak ada yang memaksa atau membuat diri terpaksa. Semua dijalani dengan ikhlas dan bahagia.

Muhammadiyah didirikan untuk umat dan bangsa, yang sampai hari ini telah berdiri selama 108 tahun. Salah satu bentuk pengabdiannya berupabamal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, atau di bidang lain pada umumnya. Amal usaha itu pun tidak dikhususkan untuk warga Muhammadiyah saja, tetapi siapapun boleh menjadi bagian darinya.

Tidak pernah ada karyawan rumah sakit muhammadiyah yang menanyakan pasiennya tentang agama/organisasi. Di bidang pendidikan tidak bertanya siswa / mahasiswa ini tentang agama atau organisasinya.

Tepat di hari ulang tahun Muhammadyah yang ke 108 ini, sebagai pelajar Muhammadiyah harus bisa merancang apa yang harus dilakukan agar dapat memahami amal usaha Muhammadiyah itu.

Mengapa harus demikian? Karena sebagai Kader IPM yang tergabung di Angkatan Muda Muhammadiyah harus mempunyai tekad yang kuat untuk mengemban visi dakwah yang telah menjadi salah satu identitas Muhammadiyah.

Maka dari itu, sebagai kader yang menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna amanah harus memiliki: Karakter, memposisikan diri menjadi teladan, bersungguh-sungguh, dan mengembangkan diri di bidang keilmuan yang sesuai dengan kemampuannya.

Sebagai kader penerus perjuangan persyarikatan, marilah bersama sama belajar di wadah Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini agar bisa intens beramar makruf nahi munkar.

Semoga dengan peringatan berdirinya Muhammadiyah yang ke-108 ini mampu mengembangkan diri di bidang keilmuan yang dimiliki. Sehingga kita benar benar dapat menjadi kader yang haqiqi.

“Billahi fii sabililhaq fastabiqul khairat”

Bersama Allah di jalan kebenaran, mari berlomba-lomba dalam kebaikan.

Oleh:
Jessy Nora Sandy (Kader IPM MUH1BA 2020)

Hadirkan Cinta Dalam Ikatan

Yeah, cinta lagi cinta lagi.

Oke, Berbicara tentang cinta. Cinta menjadi pembahasan yang sangat familier ditelinga kita. Namun, tidak semua cinta itu diartikan dengan cinta yang sesungguhnya.

Apa sih cinta ?

Cinta akan hadir dan akan menjadi cinta karena adanya sebuah Ikrar. Namun, tak akan menjadi sebuah kepercayaan ketika tanpa adanya sebuah Hubungan. Tetapi, hubungan itu tak hanya sekedar hubungan. Namun harus ada sebuah rasa Romantisme.

Romantisme akan terlihat semakin indah ketika terjalin dengan sebuah Kebersamaan. Tetapi itu semua tak lepas dengan adanya sebuah Komitmen. Demikianlah cinta yang sesungguhnya.

Berbicara Ikatan. Yaitu, dimana ada 2 orang atau lebih yang disatukan karena ada memiliki pemikiran, Visi dan tujuan yang sama, sebut aja sefrekuensi. Semua itu akan mudah untuk dijalankan ketika terikat dengan sebuah komunikasi yang jelas dan hubungan yang erat inilah ikatan.

Harapan besar daripada ikatan adalah kita mampu untuk berjalan bersama, bekerja bersama, susah bersama dan berproses bersama, berproses untuk bersama” menuju angan dan cita yang sama yaitu pelabuhan kebahagiaan dan kesuksesan.

Jangan sampai kita tuliskan sebuah catatan besar bahwa dulu sempat kita berpapasan, sekedar berbagi jejak, lalu sama” berlabu. Saling mengirim energi untuk membawa perubahan. Lalu, sama-sama saling mempertanyakan bekal apa yang sudah dibawa jika nanti sudah sampai di samudra.

Berbagi kabar, berbagi bekal untuk sama sama berlabu. Dan kini, Dermaga itu bukanlah tujuan dan bukan pula pencapaian. Namun, bagian dari perjalanan.

Cinta akan selalu bermuara kebahagiaan ketika cinta itu kita dasarkan atas kecintaan kita kepada Allah.

Sebagaimana kata Ibnu Taimiyah bahwa : Tidak ada cinta yang dimiliki seorang yang selalu memberinya kesenangan sebagai balasannya, dia pasti juga akan mengalami penderitaan karena itu, kecuali cinta yang ditujukan untuk Allah. – Ibnu Taimiyah

Oleh:
Mazroatul Khoiroh Ummah (Kader IPM MUH1BA 2019)